PENDAHULUAN
1 .1 LATAR BELAKANG
Fase remaja
merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Harold Alberty (1957)
mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan yang
dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai
dengan awal masa dewasa.
Para ahli umumnya
sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung dari usia 11-13 tahun sampai
dengan 18-20 th (Abin Syamsuddin, 2003).. Oleh karena itu, para ahli
mengklasikasikan masa remaja ini ke dalam dua bagian yaitu: (1) remaja awal
(11-13 th s.d. 14-15 th); dan (2) remaja akhir (14-16 th s.d.18-20 th).
Masa remaja
ditandai dengan adanya berbagai perubahan, baik secara fisik maupun psikis,.
pabila tidak disertai dengan upaya pemahaman diri dan pengarahan diri secara
tepat, bahkan dapat menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan
kriminal.
1 . 2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar
belakang yang disampaikan di atas, maka permasalahn yang muncul.
1. Bagaimana perkembangan bahasa pada remaja
2. Bagaimana karakteristik bahasa yang
digunakan?1.3 TUJUAN PENULISAN
Sesuai dengan
latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan, maka dapat ditarik sebuah
kesimpulan mengenai tujuan penulisan makalah sebagai berikut.
1. Mengetahui
perkembangan bahasa pada remaja.
2. Mengetahui
karakteristik bahasa yang digunakan.
LANDASAN TEORI
PENGERTIAN REMAJA
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu
adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam
Rice, 1990). Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti
DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan
antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak
memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara
implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti
sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan
masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Sedangkan bagian dari masa dewasa
antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan
kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak
Yang dimaksud
dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan
(Papalia & Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif,
misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan
cara berpikir secara konkret menjadi abstrak (Papalia dan Olds, 2001).
Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada
tiga aspek perkembangan yang dikemukakan Papalia dan Olds (2001), yaitu: (1)
perkembangan fisik, (2) perkembangan kognitif, dan (3) perkembangan kepribadian
dan sosial.
2.2 ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA
1. Perkembangan Fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah
perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan
motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan
pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan
organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh
kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang
cirinya adalah kematangan.
2. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang
remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara
biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia
kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima
begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan
antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu
remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Perkembangan kognitif adalah perubahan
kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.
3. Perkembangan
kepribadian dan sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian
adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi
secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan
dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang
penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan
pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran
yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).
PERKEMBANGAN BAHASA REMAJA
3.1 CIRI BAHASA REMAJA
Ragam bahasa remaja memiliki ciri khusus,
singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek,
sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau
menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti ‘permainan diganti degan mainan,
pekerjaan diganti dengan kerjaan.
Dengan
menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang
sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami
kesulitan untuk memahaminya. Kita bisa mendengar bagaimana bahasa remaja ini
dibuat begitu singkat tetapi sangat komunikatif.
3.2 PERAN BAHASA REMAJA
Dalam berkomunikasi sehari-hari, terutama
dengan sesame sebayanya, remaja seringkali menggunakan bahasa spesifik yang
kita kenal dengan bahasa “gaul”. Disamping bukan merupakan bahasa yang baku,
kata-kata dan istilah dari bahasa gaul ini terkadang hanya dimengerti oleh para
remaja atau mereka yang kerap menggunakannya.
Bahasa remaja
yang digunakan oleh kalangan remaja saja. Penggunaan bahasa remaja ini memiliki
fungsi yang strategis bagi kehidupan mereka. Dengan menggunakan bahasa remaja,
mereka merasa sebagai orang yang bisa dan masuk dalam komunitas mereka.
Gaya berbahasa
berkaitan erat dengan bahan bacaannya. Kalau yang dibaca remaja selalu
masalah-masalah percintaan yang beraliran gombalisme, maka tidak heran jika
pikiran mereka pun tidak terbiasa dengan hal-hal lain yang sebenarnya sangat
penting. Jika pikirannya hanya disibukkan oleh hal-hal semacam itu, maka jangan
heran jika mereka cenderung menghindar dari pembicaraan-pembicaraan serius (dan
tentu juga tulisan-tulisan yang serius).
3.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN BAHASA REMAJA
Menurut Piaaget (dalam Papalia, 2004), remaja
memasuki tahap perkembangan kognitif yang disebut tahap formal operasional. Piaget
menyatakan bahwa tahapan ini merupakan tahap tertinggi perkembangan kognitif
manusia. Pada tahap ini individu mulai mengembangkan kapasitas abstraksinya.
Sejalan dengan perkembangan kognitifnya,
perkembangan bahasa remaja mengalami peningkatan pesat. Kosakata remaja terus
mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya referensi bacaan dengan
topik-topik yang lebih kompleks. Terkadang mereka menciptakan
ungkapan-ungkapan baru yang sifatnya tidak baku. Bahasa seperti inilah yang
kemudian banyak dikenal dengan istilah bahasa gaul. Bahasa remaja atau yang
dikenal bahasa gaul, berkembang melalui tayangan berbagai media, baik cetak
maupun elektronik. Media-media tersebut menyebarkan berbagai program remaja
yang kecendrungannya menggunakan bahasa remaja sebagai pengantarnya.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam
menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap
perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun
penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari
kelompok teman sebaya
3.4 MAKNA BAHASA REMAJA
a. Gaul, dong!
Dalam konteks sosial pergaulan remaja, gaul
bukanlah sekedar kata. Melainkan sudah menjadi semacam istilah atau ungkapan
yang ruang lingkupnya menyentuh berbagai perilaku atau gaya hidup remaja.
Sayangnya, istilah atau.ungkapan itu cenderung bertentangan dengan nilai atau
norma-norma yang ada. Contohnya, berpacaran dengan ngeseks-nya, minum minuman
keras
Begitu pula
dengan kebiasaan nongkrong, ngeceng, atau yang jainnya. Lebih tegasnya, makna
gaul lebih berkonotasi negatif. Kata gaul yang sudah menggejala bahkan
membudaya itu, disadari atau tidaK memiliki makna psikologis yang relatif cukup
kuat pengaruhnya dalam komunitas pergaulan remaja. Akibatnya karena ingin
disebut gaul, tidak sedikit diantara remaja yang ikut-ikutan untuk segera
memiliki pacar, ngedrink; nyimenk, ngedrugs, atau yang lainnya termasuk
nongkrong atau ngecengnya. Entah di pinggiran jaian, di mal-mal, di
tempat-tempat hiburan, dan lain sebagainya. Istilah mereka : Gaul dooong
b. Pede aja, lagi!
Pede (PD) adalah bahasa gaul yang
mengungkapkan perlunya seseorang u.ntuk percaya diri. Namun ironisnya,
himbauan, saran, atau perlunya seorang untuk bersikap â€Ĺ“percaya diri1 ini juga
cenderung tidak dibatasi oleh norma-norma tadi, Misalnya seorang gadis berok
mini dan berbaju you can see disarankan untuk pede (baca : percaya diri) dengan
pakaiannya itu.
c. Kasihan deh, Lo!
Ungkapan ini juga termasuk bahasa gaul yang
masih cenderung normless. Sebab ungkapan tersebut seringkali terlontar pada
konteks yang tidak tepat. Sebagai contoh, seorang remaja yang tidak mau
mengikuti tren tertentu dianggap : Kasihan deh, Lo!. Begitu pula dengan remaja
yang membatasi diri dari perilaku lainnya yang sesungguhnya memang perlu/harus
dihindari karena tidak sesuai dengan nilai atau norma-norma agama (Islam).
Misalnya karena.tidak pernah turun ke diskotek lengkap dengan ngedrink atau
ngec/njgsnya, ataupun perilaku negatif lain yang sudah menjadi bagian dari gaya
hidup remaja.
PENUTUP
1. Saran
Perkembangan bahasa terkait dengan
perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kemampuan berbahasa.
Oleh karena itu, kita harus menggunakan
dan mengembangkan bahasa dengan berkembangnya bahasa secara tidak sadar kita
telah melangkah kedewasaan yang sudah merupakan kodrat kita sebagai manusia.
Hanya saja, agar pertumbuhan itu mencapai
hasil yang maksimal harus mempertahankan faktor-faktor pendukungnya
2. Kesimpulan
1.
Perkembangan bahasa adalah meningkatkatnya kemampuan penggunaan bahasa sebagai
alat komunikasi. Bahasa yang digunakan oleh remaja sangat dipengauhi oleh
bahasa yang didapatkan dalam proses sosialisasi dengan teman sebayanya. Dengan
kata lain, lingkungan keluarga dan sekolah memiliki peran yang sangat penting
dalam menghadapi perkembangan bahasa.
2.
Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan
bahasa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain adalah usia anak, kondisi
keluarga dan kondisi fisik anak terutama dari segi kesehatannya.
3.
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain.
bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan
sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir.
Keduanya saling menunjang satu sama lainnya.