PENDAHULUAN
Penelitian
(research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan
suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu
pemecahan (solusi) langsung dari permasalahan yang dihadapi , karena
penelitihan merupakan bagian dari uasaha pemecahan masalah yang lebih
besar.
Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dari jawaban terhadap
permasalahan serta menghasilkan alternatif bagi kemungkinan yang dapat
digunakan untuk pemecahan masalah. Penelitian ilmiah
harus memuat unsur-unsur berfikir ilmiah, yaitu terungkap adanya persoalan dan
masalah, termasuk mengajukan dugaan-dugaan sementara (hipotesis), adanya
informasi, bukti atau data yang logis untuk dianalisis dan diakhiri dengan
suatu kesimpulan berikut implikasinya.
Untuk
menguasai teori, maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian, maka
peneliti harus rajin membaca. Orang harus membaca dan membaca dan menelaah yang
dibaca itu setuntas mungkin agar ia dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi
langkah-langkah berikutnya.
Seorang
peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi
dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis, kerangka pemikiran
ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi
obyek permasalahan.
Mudah-mudahan
makalah ini dapat menguak tentang kajian teori dan kerangka berpikir yang erat
kaitannya dengan Penelitian.
I. PEMBAHASAN
A. KAJIAN TEORI
Kebutuhan Terhadap Teori
Seorang
peneliti membutuhkan teori yang menjadi dalil bagi dasar-dasar pijakan
penelitian. Teori dapat menjadi dasar dan rangka suatu ilmu pengetahuan. Teori
yang ilmiah adalah teori yang dapat dijadikan pijakan untuk melakukan
pengelohan data, mulai sistem pengumpulan data yang dimaksudkan akan diketahui
relevansinya dengan teori atau sebaliknya bertentangan dengan teori.
Teori ini merupakan semacam tolok ukur realitas yang sedang diteliti.
Pengertian Teori
Setiap
penelitian selalu menggunakan teori. Seperti dinyatakan oleh Neumen (2003) “Researchers
Use theory differently in various types of research, but some type of theory is
present in most social research” Kerlinger (1978) mengemukakan bahwa
Theory is a set of interrelated construct (concepts), definitions that present a systematic view of phenomena by specifying relations
among variables, with purpose of explaning and
predicting the phenomena. Teori adalah seperangkat konstruk
(konsep), devinisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara
sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna
untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Suatu
teori dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai argumentasi, pembahasan,
atau alasan. Teori biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi) fenomena yang
muncul di dunia.
Berkenaan
dengan pendidikan (pendidikan Islam), ada dua istilah yang penting dikemukakan,
yaitu paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan
paedagogiek berarti ilmu pendidikan (Ngalim Purwanto, 1999:3). Paedagogiek
adalah ilmu yang menyelidiki dan merenungkan gejala-gejala perbuatan mendidik.
Secara materiil, inti paedagogiek adalah teori-teori pendidikan.
Istilah teori memiliki tiga pengertian ,yaitu :
1.Suatu hipotesis tentang masalah
2.Lawan
dari praktik, yaitu pengetahuan yang disusun secara sistematis dari kesimpulan
umum yang relative
3.Lawan
dari hukum-hukum dan observasi, suatu dedukasi dari aksioma dan teorema suatu system
yang pasti (tidak perlu di uji), secara relative kurang problematic dan lebih
banyak diterima dan diyakini
Dalam Dictionary Americana dijelaskan
bahwa teori adalah :
1.Susunan yang sistematis tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan dalil-dalil nyata
2.Penjelasan
hipotesis tentang fenomena atau hipotesis yang belum teruji secara empiris
3.Eksposisi
tentang prinsip-prinsip umum atau abstrak ilmu humaniora yang berasal dari
praktik
4.Rencana
atau system yang dapat dijadikan metode bertindak, doktrin atau hukum yang
hanya didasarkan atas renungan spekulatif.
Kneller,
mengemukakan dua pengertian tentang teori. Pertama teori adalah empiris,
dalam arti sebagai suatu hasil pengujian terhadap hipotesis melalui observasi
dan eksperimen. Cara berpikir yang digunakan adalah metode induktif. Makna
teori disini identik dengan makna teori yang dikembangkan dalam sains. Kedua,
teori dapat diperoleh melalui berpikir sistematis spekulatif dengan menggunakan
metode deduktif. Teori merupakan seperangkat berpikir koheren, yang sesuai dengan
teori koherensi tentang kebenaran, koherensi merupakan teori kebenaran yang
mendasarkan diri pada kriteria konsistensi argumentasi. Jika terdapat
konsistensi dalam berpikir, kesimpulan yang di tariknya adalah benar,
sebaliknya jika terdapat argumentasi yang bersifat tidak konsisten, kesimpulan
yang ditariknya adalah salah.
Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999) ,membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain :
1.Teori
yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif ke arah data akan diterangkan
2.Teori
yang induktif: adalah cara menerangkan dari data kearah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang posivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
3.Teori
yang fungsional: disini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis, yaitu data mempengarui pembentukan teori dan pembentukan
teori kembali mempengarui data.
Berdasarkan
data tersebut di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu teori
adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian
ini diperoleh melalui ,jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji
kebenarannya, bila tidak, dia bukan suatu teori.
Fungsi dan Peranan Teori dalam Penelitian
Redja
Mudyahardjo (2002) mengemukakan bahwa ,sebuah teori pendidikan adalah sebuah
sistem konsep yang terpadu, menerangkan dan prediktif tentang
peristiwa-peristiwa pendidikan. Sebuah teori ada yang berperan sebagai asumsi
atau titik tolak pemikiran pendidikan ,dan ada pula yang berperan sebagai definisi
atau keterangan yang menyatakan makna. Asumsi pokok pendidikan adalah :
1.Pendidikan
adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual dari
individu yang belajar dan lingkungan belajarnya.
2.Pendidikan
adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yang baik
atau norma-norma yang baik
3.Pendidikan
adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa serangkaian
kegiatan yang bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar,
tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
Apabila
istilah teori dihubungkan dengan pendidikan, secara sederhana teori pendidikan
dapat diartikan sebagai berikut; teori pendidikan pada dasarnya merupakan
sejumlah pernyataan deskriptif yang menjelaskan sesuatu dan hubungannya dengan
sesuatu yang lain dalam wilayah pendidikan, teori pendidikan berfungsi sebagai hipotesis
dalam praktik pendidikan; dan teori pendidikan dapat disusun dan dibangun
dengan menggunakan berbagai pendekatan pengetahuan yang dimiliki manusia,
diantaranya yang utama adalah melalui pendekatan filsafat dan sains.
Dalam
kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama di
gunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel
yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk
menemukan fakta) adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen
penelitian , karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang
bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga (kontrol)
digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya
digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.
Menurut
Moh. Nazir, teori adalah alat dari ilmu (tool of saince). Dilain pihak,
teori juga merupakan alat penolong teori, sebagai alat dari ilmu , teori
mempunyai peranan sebagai berikut :
a.Teori
mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara memberikan definisi
terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abstraksinya.
b.Teori
memberikan rencana (scheme) konseptual, dengan rencana mana
fenomena-fenomena yang relevan disistematikan, diklasifikasikan dan
dihubung-hubungkan.
c.Teori
memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empiris dan sistem
generalisasi.
d.Teori
memberikan prediksi terhadap fakta.
e.Teori
memperjelas celah-celah didalam pengetahuan kita.
Deskripsi Teori
Deskrepsi
teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan
bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan variabel yang diteliti.
Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan, akan
tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah
variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel
independen dan dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada
empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan tiga variabel
independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang
diteliti, maka akan semakin banyak teori yang perlu dikemukakan.
Deskripsi
teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang
diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari
berbagai refrensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap
hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Teori-teori
yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan
sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti
atau tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan
baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar variabel
yang diteliti, menunjukan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks
penelitian.
Untuk
menguasai teori, maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian, maka
harus rajin membaca. Orang harus membaca dan membaca, dan menelaah yang dibaca
itu setuntas mungkin agar ia dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi
langkah-langkah berikutnya. Membaca merupakan ketrampilan yang harus dikembangkan
dan dipupuk (Sumadi Suryabrata, 1996).
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian adalah sebagai berikut :
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2. Cari
sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah, laporan
penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi).
3. Lihat
daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel
yang akan di teliti
4. Cari
devinisi setiap variabel yang akan di teliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih devinisi yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Baca
seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan
analisa, renungkan, dan batlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap
sumber data yang dibaca.
6. Deskripsikan
teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan
dengan bahasa sendiri.sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan
sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
II. KERANGKA BERFIKIR
Dari
pengkajian pustaka dapat ditemukan berbagai konsep dan teori yang dibutuhkan
dalam penelitian yang akan dilaksanakan. Teori biasanya berhubungan dengan
objek tertentu dalam cakupan bidang ilmu tertentu; dan dihubungkan dengan nama
perumus teori tersebut. Teori merupakan serangkaian pernyataan sistematis yang
bersifat abstrak tentang subjek tertentu. Subjek dapat berupa pemikiran,
pendapat, nilai-nilai, norma-norma, pranata sosial, peristiwa-peristiwa, dan
perilaku manusia. Ia dijadikan landasan dalam perumusan kerangka berpikir (Cik
Hasan Bisri,1999: 40).
Kerangka
berpikir adalah penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan
kita. Kerangka berpikir disusun berdasarkan tinjauan pustakan dan hasil
penelitian yang relevan. Kriteria utama agar suatu
kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuan, adalah alur-alur pikiran yang
logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang
berupa hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan
antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah di deskripsikan
tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga
menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa
tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan
hipotesis.
Kerangka
berpikir merupakan bagian dari penelitian yang menggambarkan alur pikiran
penelitian dalam memberikan penjelasan kepada orang lain, mengapa dia mempunyai
anggapan seperti yang diutarakan dalam hipotesis.
Sebuah kerangka berpikir dikatakan baik
apabila memuat beberapa hal berikut :
1. Paparan
sistematis tentang variabel-variabel yang diteliti.
2. Paparan
sistematis yang menunjukan dan menjelaskan pertautan atau hubungan
antarvariabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari.
3. Paparan
sistematis yang menunjukan dan menjelaskan hubungan antarvariabel, baik positif
atau negatif, berbentuk simetris, kausal, atau timbal balik (interaktif).
4. Paparan
sistematis dari variabel pada penelitian kuantitatif, menyertakan penjelasan
terukur berupa indikator-indikator masing-masing variabel.
5. Kerangka
berpikir tersebut dinyatakan dalam bentuk skema berpikir (model penelitian)
sehingga cara kerja teoretis penelitian dapat dipahami.
Kerangka
berpikir dapat berupa kerangka teori dan kerangka penalaran logis, kerangka
teori tersebut merupakan uraian ringkas tentang teori yang digunakan dan cara
menggunakan teori tersebut dalam menjawab pertanyaan penelitian, kerangka
berpikir bersifat operasional, yang diturunkan dari satu atau beberapa teori,
atau dari pernyataan-pernyataan yang logis. Ia berhubungan dengan masalah
penelitian dan menjadi pedoman dalam perumusan hipotesis yang akan diajukan
(Cik Hasan Bisri,1999:40).
Proses Penyusunan Kerangka Berpikir Untuk Merumuskan Hipotesis
1. Menetapkan Variabel yang diteliti
Untuk
menemukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka
berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dulu
variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama
setiap variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan
dikemukakan.
2. Membaca Buku dan Hasil Penelitihan (HP)
Setelah
variabel ditentukan ,maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil
penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks,
ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan
penelitian, journal ilmiah, Skripsi, Tesis dan Disertasi.
3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP)
Dari
buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang
berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi
teori berisi tentang, devinisi tehadap masing-masing variabel yang diteliti,
uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara
variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.
4. Analisis Kritis terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Pada
tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan
hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan
mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu
betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering terjadi
teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian didalam
negeri.
5. Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil penelitian
Analisis
komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori
yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui
analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori
lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
6. Sintesa Kesimpulan
Melalui
analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang
relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat
melakukan sinresa atau kesimpulan sementara, perpaduan sintesa antara variabel
satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang
selanjutnya dapat digunakan merumuskan hipotesis.
7. Kerangka Berpikir
Setelah
sintesa atau kesimpulan dapat dirumuskan maka selanjutnya disusun kerangka
berpikir. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berpikir yang
asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif
dapat menggunakan kalimat: jika begini maka akan begitu, jika
guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi. Jika kepemimpinan kepala sekolah
baik, maka iklim kerja sekolah akan baik. Jika kebijakan pendidikan
dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka kualitas SDM di Indonesia akan
meningkat pada gradasi yang tinggi.
8. Hipotesis
Berdasarkan
kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis bila kerangka berpikir
berbunyi “jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi”, maka
hipotesisnya berbunyi ada hubungan yang positif dan signifikan antara
kompetensi guru dengan hasil belajar” Bila kerangka berpikir berbunyi “karena
lembaga pendidikan A menggunakan teknologi pembelajaran yang tinggi, maka
kualitas hasil belajar akan lebih tinggi bila di bandingkan dengan lembaga
pendidikan B yang teknologi pembelajarannya rendah.” Maka hipotesisnya berbunyi
“Terdapat perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara lembaga
pendidikan A dan B, atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih tinggi bila
dibandingkan dengan lembaga pendidikan B.
III. KESIMPULAN
Teori
adalah seperangkat konstruk (konsep), devinisi, dan proposisi yang berfungsi
untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar
variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Sebuah teori ada yang berperan sebagai asumsi atau titik tolak pemikiran
pendidikan ,dan ada pula yang berperan sebagai definisi atau keterangan yang
menyatakan makna.
Kerangka
berpikir merupakan bagian dari penelitian yang menggambarkan alur pikiran
penelitian dalam memberikan penjelasan kepada orang lain, mengapa dia mempunyai
anggapan seperti yang diutarakan dalam hipotesis. Karena kerangka pemikiran
yang bisa meyakinkan sesama ilmuan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam
membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa
hipotesis.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin,Metode Penelitian
,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2001.
Cresw ell,Johnw, Research Design (Pendekatan
Kualitatif ,Kuantitatif dan Mixed), Penerjemah Ahmad Fawaid, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,2012.
Mahmudi, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:CV
Pustaka Setia,2011.
Nazir, Moh,Metode
Penelitian, Jakarta:Ghalia Indonesia,1988.
Saebani , Beni Ahmad, Metode Penelitian, Bandung: CV
Pustaka Setia,2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:
Alfabeta,2009.
Usman , Husaini, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:
PT Bumi Aksara,2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar